Mimpiku ...

Menjadi apa adanya diriku ... Memberi yang terbaik dan terindah Tuk mereka yang tercinta

Tuesday, May 27, 2008

Bisa ga ya ???

Deru motor membelah pagi.
Aku tersenyum, menebak-nebak dialog yang akan terjadi.
Sesaat kemudian senyumku semakin melebar, demi menyadari perkiraanku yang 95% mendekati kebenaran.
”Darimana ?”
”tempat temen”
”Kok nggak pulang ?”
”Kemalaman”
”Ditelpon ga diangkat-angkat”
”Lagi dijalan”
”Di sms juga ga dibalas”
“lupa”
Aku masih tersenyum mendengar percakapan itu.
Begitulah. Setiap kali ada salah satu dari tiga jagoannya yang tidak ada dirumah pada jam-jam yang seharusnya mereka ada di rumah, beliau selalu melakukan inspeksi. Kalo bahasa saya sih ng-absen. Biasanya lewat telpon, kalo ga ya sms.
Ini sudah jadi semacam kebiasaan, sehingga anak-anakpun sudah hafal. Malah kadang kalo ga ditelpon, mereka jadi heran, tumben ga diabsen.
Tanggapannya sih macam-macam. Kalo lagi ngeh ya ditanggapi, tapi kalo lagi ga pengen diganggu, ya didiemin aja dengan berbagai alasan.
Kalo dah gitu, sampe di rumah, terjadilah dialog –dialog pendek seperti diatas,
Mungkin memang sudah naluri keibuan kali ya ...
Saya semakin tersadar betapa urgentnya peran ibu dalam sebuah keluarga, terutama dalam membangun pola komunikasi antar anggota keluarga. Tak jarang, ibu menjadi jembatan penghubung antara ayah dan anak-anak, seringkali pula Ibu menjadi sumber informasi bagi seluruh anggota keluarga mengenai segala hal tentang rumah .
Ibu, bagi keluarga, adalah sosok yang tak tergantikan.
Pulang ke rumah , yang ditanya ”Ibu mana ?”
Mo nanya sesuatu tentang hal seputar rumah,
”Bu, ininya dimana ?”
Mo meminta sesuatu juga ibu.
”Bu, ini”
”Bu, itu”
Semuamua ibu.
Akhir-akhir ini saya sering mikir, dengan kondisi seperti saat ini, bisakah nanti menjalankan peran sebagai istri dan ibu yang baik, yang sesuai dengan idealisme yang saya punyai ???
Gimana nggak mikir, dari seluruh waktu jaga saya dalam sehari, 2/3 nya habis di luar rumah, bahkan untuk kasus khusus bisa lebih dari 2/3nya.
Hhfff, mau ga mau mikir juga kan, kalo dan punya suami or istri eh maksudnya anak gitu, apa bisa seperti itu terus ???
Padahal saya termasuk yang sepakat bahwa ibu dan istri yang ideal adalah yang menjadikan aktivitas mengurus keluarga sebagai prioritas dan amanah utamanya, karena menurut saya peran sebagai istri dan sebagai ibu adalah peran-peran yang tidak bisa diambil alih atau dilimpahkan kepada orang lain. Begitu idealisme saya berkata.
Yah ... akhirnya masih belum menemukan jalan keluar.
Kata teman saya, “halah kadohan leh mikir”.
Begitu ya ?
Namun saya yakin, akan selalu ada jalan.
Semua kan terbuka, saat telah tiba masanya
Aamin

No comments: