Mimpiku ...

Menjadi apa adanya diriku ... Memberi yang terbaik dan terindah Tuk mereka yang tercinta

Sunday, September 30, 2007

September di 2007

Go Home ...
Ada senengnya, ada sedihnya juga. Eniwei, moga ini yang terbaik.
Persiapan Ramadhan, Semangat... Semangat ...
Jadikan Ramadhan kali ini sebagai tonggak awal perubahan kita menuju pribadi yang lebih baik dan hamba yang sebenar. coz sapa tahu ini adalah Ramadhan terakhir kita (baik dalam hal usia atau mungkin dalam hal status :D).
Bulan ini, jadi akrab dengan Rumah sakit. Jadi teringat akan nikmat sehat dan nikmat usia yang tak ternilai harganya

Monday, September 24, 2007

Judule maa syi'tum (:p)

Hfffh, setelah menempuh 1 jam perjalanan darat, akhirnya sampai juga di warnet ini. Yah gimana lagi, wong ini juga yang paling deket. Lagian jaman sekarang semua-mua serba internet. Jadi mau tidak mau harus sering-sering nengok warnet kalo ga mau ketinggalan info. Padahal yang namanya peluang tuh, ga datang dua kali. Sekalinya terlambat, ilang deh kesempatan. Tapi kalo memang belum rizki ya ga bakalan dapet ding.
Peruntungan orang mah beda-beda, yang penting usaha dulu.
Tidaklah sama orang yang berusaha dan tidak berusaha.
Memang kalo udah ngerasa bahwa usahanya belum sungguh-sungguh, mo minta sama Gusti Allahpun rasanya rikuh, seperti meminta hak sebelum melaksanakan kewajiban. Nggak enak banget. Tapi kalo dah usaha sungguh-sungguh, rasane ki wis plong, puas ... puas ... hehe.
Meskipun belum tentu juga proposal kita di ACC ma Allah. Bahkan kadang masalah hasil ini nggak terlalu dipikirkan, ndherek kersane Gusti Allah mawon.
Sing penting tetep usaha. semangat !!! semangat !!!

Bismillah ...

Sunday, September 02, 2007

Napak tilas

Kemarin malam habis berbincang dengan teman yang baru selesai KKN. Ternyata memang ada kesamaan rasa. Entah apakah suatu kebetulan, atau ini juga dialami oleh yang lainnya. KKN memang pengalaman yang berkesan, tapi pada akhirnya memunculkan sebersit sesal dan rasa bersalah. Yah, penyesalan memang selalu datang terlambat.
Bahkan saya menyadarinya baru 6 bulan setelah penarikan.
Berawal ketika saya mengadakan kunjungan non formal ke tempat pengabdian saya selama 1,5 bulan itu (Walah bahasane jan elok tenan ^_^). Awalnya sih biasa saja. Terkagum-kagum melihat masjid bercat ungu hasil rancangan seorang teman saya yang tlah berubah dari sekedar sketsa, menjadi sebuah bangunan yang indah. Mengunjungi markas tempat kami berkoordinasi dan menyusun strategi yang kini tak lagi berpenghuni. Melewati rumah-rumah warga yang, ahamdulillah, kini sudah berdiri kokoh.
Tiba-tiba saya merasa ada yang kurang. Kosong, hampa. Selama perjalanan pulang saya mencari-cari apa yang saya rasa kurang. Dan hasilnya tetap saja tanpa hasil. Ini yang kemudian membuat saya semakin sedih.
Jejak kami. Ya ... jejak kami selama 1,5 bulan, tak ada lagi disana.
Sehingga rasanya seolah-olah kami tak pernah ada disana.
Saya mulai bertanya, “kenapa ?”
Lalu muncullah alasan-alasan, pengandaian dan pengharusan yang sepertinya memang tak lagi diperlukan kini.
Pertama, mungkin karena waktu itu kami tidak terlalu fokus. Konsentrasi terpecah karena waktu itu pelaksanaan KKN berbarengan dengan ujian akhir kampus. Pembagian shift, 2 on 1 off pun turut andil dalam memecah konsentrasi.
Kedua, pengetahuan yang minim tentang medan, sehingga sempat mengalami masa ‘blank’ di awal-awal. Perlu adaptasi dengan lingkungan dan warga sekitar sebelum akhirnya ‘ngeh’ dengan apa yang harus dilakukan. Itupun perlu waktu yang tidak sebentar. Idealnya memang dilakukan survey dulu mengenai segala sesuatunya sebelum terjun langsung ke lapangan, sehingga ketika turun gunung, kita tahu apa akan dihadapi, apa yang akan dilakukan, dan persiapanpun akan dilakukan lebih matang. Mungkin karena kondisi waktu itu memang kejadian luar biasa, sehingga KKN-nyapun menjadi luar biasa pula, bahkan terkesan dadakan, akhirnya ya tak sempat dilakukan survey yang bener-bener survey.
Ketiga, kurangnya koordinasi, baik internal maupun eksternal. Ini sangat berpengaruh pada gerak yang dilakukan. Akhirnya serasa jalan sendiri-sendiri. Yang satu menuju ke satu titik, yang lain menyebar ke berbagai pelosok. Coba kalo dari awal ada sebuah koordinasi yang matang, menyamakan frekuensi dan menyeragamkan alur berpikir, menentukan tujuan dan sasaran, merumuskan arah geraknya seperti apa dan sebagainya dan sebagainya. Itu idealnya. Tapi lagi-lagi dibenturkan dengan kondisi yang tidak mendukung. Terpecahnya konsentrasi, sistem shift-shift-an yang diterapkan, juga kurangnya pengenalan medan. Akhirnya kerja-kerja kami jadi tidak optimal. Padahal sebenarnya kami punya SDA yang cukup memadai dengan kapasitas masing-masingnya tak lagi diragukan. (Ini baru saya sadari justru setelah KKN. Ternyata teman-teman saya orang-orang yang luar biasa dan bukan sekedar orang biasa. Mereka ahli di bidang dan dunianya masing-masing, dari ujung kanan hingga ujung kiri. Hmm ... ternyata ...).
Yah ... begitulah.
Terdengar seperti menyalahkan ya ? Mohon maaf sekali jika terasa seperti itu. Tapi maksud saya nggak begitu kok. Saya hanya terpikir, bahwa dengan apa yang ada pada kami saat itu, seharusnya kami bisa melakukan lebih dari apa yang telah kami lakukan. Sehingga paling tidak, ada jejak yang kami tinggalkan.
Rasanya jadi sayang sekali. Terasa bersalah dan menyesal.
Yah tapi semuanya sudah terjadi. Menyesal seperti apapun tak kan mampu mengubah apapun.
Namun bagaimanapun, saya tetap bangga dengan tim kami. Saya yakin, tim kami telah berusaha dengan segenap kemampuan dan telah memberikan apa yang kami mampu. Mungkin memang tak sempurna, karena memang sebatas itulah persembahan yang mampu kami haturkan.

Beberapa waktu kemudian, temen saya dapet sms dari warga sana.
"Makasih ya mbak, insya Allah bukunya bermanfaat bagi anak-anak".
Alhamdulillah. Yah mungkin bukan jejak fisik yang kami tinggal di sana. Bukan plang penunjuk arah bertuliskan KKN UGM 06, bukan pula sebuah tugu peringatan bahwa kami pernah mengabdi disana. Tapi insya Allah ada jejak batin yang telah kami buat dengan hati saudara-saudara kami disana. Semoga jejak itu takkan terhapus selamanya. Aamin.

Tulisannya dah basi banget kali yah ? lagian penting ga sih ???!!!
Yah, hanya sekedar pengen menumpahkan uneg-uneg saja.
Satu yang jadi catatan.
Kenyataan memang tak selalu ideal. Tapi dalam ketidakidealan yang ada, jangan pernah menyerah tuk berusaha mempersembahkan yang terbaik.



Teriring salam dan doa tuk teman-teman seperjuangan di Muruh ’06 dimanapun berada.
Kalian the Best deh.
Semoga dimudahkan skripsinya (buat yang lagi skripsi), dilapangkan rizkinya (yang lagi nyari kerja), diberkahi jodohnya (bagi yang dah mau dan mampu), dirahmati hidupnya di dunia dan di akhirat (untuk semuanya). Aamiin