Mimpiku ...

Menjadi apa adanya diriku ... Memberi yang terbaik dan terindah Tuk mereka yang tercinta

Monday, December 01, 2008

Catatan Hati, Dunia Kecilku

"Inget ya, bagi seorang lelaki, meskipun telah menikah, maka yang harus diutamakan tetaplah ibu. Beda dengan wanita."
Begitu nasehat tante saya kepada ade'nya yang hendak menikah beberapa tahun lalu. Mungkin ada sedikit kekhawatiran yang dirasakan oleh tante saya. Takut kalau sang adik lebih mengutamakan istri daripada ibunya.
Dan akhir-akhir ini kata-kata itu terngiang di kepala saya.
Ya, saya harus inget benar-benar hal itu.
Bahwa Ibu, tetaplah yang utama bagi suami kita. Jadi sebagai seorang istri, kita harus pandai-pandai menempatkan diri.
Menjaga agar sang suami tidak salah memposisikan antara istri dan ibu.
Sebuah amanah yang tidak ringan.
Semoga nantinya, Allah memberikan hikmah, kesabaran dan kekuatan untuk menjalankan amanah ini.
Aamiin.



Bismillah ... tawakkaltu'alallah

Kesetiaan

"Jangan berpikir, bahwa suami yang setia itu adalah mereka yang tidak pernah tertarik dengan wanita lain. Tapi suami yang setia adalah mereka yang ketika tertarik dengan seorang wanita yang bukan istrinya, maka ia akan berlalu dan ber segera menemui istrinya. Ia tahu dan sadar kemana harus melabuhkan inginnya".
Begitu kira-kira yang dikatakan Ust. Salim dalam salah satu acara yang saya ikuti sekitar beberapa tahun lalu.
Kenapa sampai saat ini masih saya ingat ??? karena pernyataan itu cukup mengagetkan saya.
Selama ini saya berpikir bahwa proses tertarik dan senang dengan lawan jenis ini akan berhenti setelah kita menikah. Tapi ternyata tidak.
Dan pernyataan itupun menambah wawasan saya, memberikan pandangan yang berbeda dalam memaknai arti kesetiaan.
Beberapa purnama di kota ini, sepertinya telah membuat cara berpikir saya sedikit berubah. Entahlah, mungkin sedikit apatis.
Apa yang saya dengar, lihat, dan rasakan, sedikit membuka cakrawala saya.
Inilah sisi lain dari dunia kecil yang saya kenal. Dunia kecil yang begitu jujur, nyaman, damai, tiada ambisi, dan tanpa kepura-puraan.
Kota ini tlah mengaburkan eksistensi kesetiaan. Gempuran berita tentang perselingkuhan, fenomena yang terjadi di lapangan, semakin memperkuat asumsi langkanya sebuah kesetiaan.
Apakah benar tiada lagi kesetiaan ???
Entahlah, tapi tak bijak rasanya men-generalisir suatu hal hanya karena satu-dua kasus saja.
Yakinlah kesetiaan itu masih ada.
Ya ... Masih, akan dan selalu ada.
Sebagaimana cinta, keberadaan setia akan selalu ada.
Saat Allah menciptakan cinta, Allah tlah menciptakan pula setia.
Setia akan selalu menemani cinta.
Kesetiaan akan menghiasi mereka yang hatinya dipenuhi cinta.
Cinta yang bukan sekedar cinta.
Tapi cinta dari Muara cinta.
Cinta kepada Sang Pemberi cinta dan cinta dari Sang Pemberi cinta.
Insya Allah ...



:semoga cinta dan kesetiaan itu senantiasa menghiasi hati-hati kami.
Aamiin