Mimpiku ...

Menjadi apa adanya diriku ... Memberi yang terbaik dan terindah Tuk mereka yang tercinta

Sunday, July 06, 2008

Kangen

Akhir pekan seperti ini biasanya muncul penyakit orang rantau, Homesick !!!
Kalo dah gitu jadi inget ma teriakan angsa yang heboh di pekarangan belakang rumah, menunggu senja sambil bercengkrama di halaman rumah bareng keluarga, menyambut pagi dengan menikmati hidangan segelas teh manis dan pisang goreng, atau sarapan nasi goreng buatan ibu bareng mbak n ade (Alamaaak jadi tambah pengen pulang nih). Yah, beginilah resiko jadi satu-satunya anak yang merantau. Saat akhir pekan semua anggota keluarga berkumpul, kita sendiri yang ga ada. Hiks ... T_T. Tapi gapapa. Harus tetep bertahan !!! Lagian ini juga buat melatih kemandirian, dan kedewasaan kok. Kalo ga gini, mungkin ga segera mandiri 'n dewasa. Moga aja bisa jadi bener-bener mandiri dan dewasa, aamiin.
Jadi sadar, bagaimanapun tanah tempat kelahiran bener-bener ga akan tergantikan.
Mbok mo dibilang gersang dan tandus, tapi bagiku tetep yang paling sejuk.
Dibilang pedalaman, tapi tetep yang paling nyaman.
Keinget pas masih sering berkendara menjelajah alamnya. Rasanya pengen mengulang lagi.
Merasakan terpaan angin lembahnya, mengagumi barisan bukit seribu yang menghiasinya, menyelami kelengangan yang mengiringi padang ilalang dan belantaranya. Hmmm, bener-bener bikin jatuh cinta deh. Narsis ya ??? emang, sengaja :p
Selain lautnya yang indahnya Subhanallah ... (Ga percaya ???, buktikan di sini, detailnya bisa lihat di sini), yang juga bikin kangen adalah suasananya.
Kebayang jelas satu tempat yang dulu sering jadi tempat 'ngadem' jika jogja dan rumah dah terasa 'gerah'.
Sebuah rumah sederhana di tempat sederhana. Yang jauhnya 35km dari rumah, yang untuk menjangkaunya harus melewati jalan bebatuan sejauh 1,5 km, yang untuk mencapai angkutan umum harus berjalan 15 menit, yang tiap kemarau masih harus membeli tangki air seharga 70 ribu tiap 10 harinya, yang suara motor jarang sekali terdengar, yang lenguh sapi dan kokok ayam dapat terdengar sepanjang hari, yang paginya berselimut kabut dengan tetes embun yang terdengar jelas.
Disanalah biasanya saya (dan ternyata ade juga) menepi, merefresh diri dari segala yang menyesakkan.
Kalo dah di tempat itu rasanya seperti di dunia lain. Terjauh dari hiruk pikuk dunia luar yang tengah ramai demo BBM, atau kisruh krisis energi dan pangan dunia yang semakin parah, meskipun imbasnya, terasa juga sampai sana.
Kehidupan disana adalah rumah, sawah, cari makan buat ternak, kelompok tani dengan tetangga dan seputar itu. Kehidupan sederhana dengan orang-orang yang juga sederhana.
Hfff, jadi kangen kesana lagi. Tempat yang begitu tenang. Tempat nenek saya menjalani hari-hari di masa tuanya.
Semoga masih diberi kesempatan untuk mengurai rindu dan merasai semuanya.



Sepenuh cinta&rindu
:luv u grandma

No comments: