Mimpiku ...

Menjadi apa adanya diriku ... Memberi yang terbaik dan terindah Tuk mereka yang tercinta

Wednesday, February 21, 2007

Akhwat eksklusif ???

Dikutip dari forum diskusinya anak fsrmy (http://fsrmy.net/forum)

Mo ikutan urun rembug nih.
Sebelumnya mo memperjelas dulu, maksudnya eksklusif itu dalam hal apa ?
Kalo dalam hal berpakaian, bisa di bilang kita (baca : akhwat) memang eksklusif. Artinya dengan ukuran kain Xtra Large yang lebih panjang dan lebih lebar dari ukuran kebanyakan, membuat sosok akhwat terlihat menjadi sosok yang eksklusif. Dan mendapat gelar eksklusif untuk masalah ini, bagi saya sendiri, itu bukan suatu masalah. Wong memang begitulah seharusnya. Selama kita yakin bahwa itu benar, maka tak perlu pedulikan apa kata orang.
Tapi, kalo eksklusif yang dimaksud adalah eksklusif dalam bergaul, maka ini yang perlu kita pikirkan dan tindak lanjuti.
Jika eksklusif dalam bergaul itu diartikan dengan tidak bisanya seseorang berinteraksi dengan sesama, maka para akhwat tidak termasuk dalam kriteria eksklusif ini. Karena saya lihat, akhwat-akhwat sekarang tetep bisa membaur dengan teman-teman dari berbagai kalangan, mulai dari yang hanif sampai yang gaul, bahkan dengan yang beda agamapun tetap bisa berinteraksi. Meskipun dari segi intensitas, tetap saja frekuensi bergaul dengan sesama akhwat tetap lebih besar daripada dengan yang lain.
Jika eksklusif tersebut diartikan dengan kurangnya bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat sekitar, maka dalam hal ini akhwat (termasuk saya T_T) masuk dalam golongan eksklusif tadi, meskipun tidak semuanya. Sebenarnya bukan hanya sosok akhwat saja yang disebut eksklusif. Temen-temen kita yang anak kost, yang jumlahnya banyak itupun bisa juga dibilang eksklusif. Lihat saja, apakah mereka pernah ikut kegiatan di kampung atau ikut kegiatan remaja dan karang taruna ditempat mereka tinggal? (Kalo ditempat saya kost, saya belum pernah menemui hal ini). Tapi kenapa ya mereka tidak dicap sebagai orang yang eksklusif ?

Salah satu hal yang menjadi alasan kenapa akhwat cenderung untuk membatasi diri dari lingkungan masyarakat adalah karena ketidaknyamanan, seperti yang telah mbak erni sebutkan. Jujur, ketika kita berada dalam lingkungan yang semuanya ikhwah dan mengerti serta faham dengan Islam dan segala syariatnya, ada perasaan nyaman yang itu tidak kita temukan ketika kita berada di lingkungan yang orangnya beragam, dengan pemahaman islam yang seadanya. Ketidaknyamanan itu muncul karena adanya perbedaan cara pandang dan juga menyangkut kebiasaan, sikap dan gaya hidup yang berbeda. Jadi ya, ketika tidak nyaman, otomatis kita tidak akan betah dan cenderung untuk menghindarinya.
Mungkin terdengar seperti sebuah apologi untuk memaklumkan adanya ke-eksklusif-an dalam bergaul ini. Tapi ya ... begitulah yang saya rasakan.
Saya sepakat, jika hal ini tidak bisa dibiarkan terus-menerus, karena cepat atau lambat kita akan kembali ke masyarakat, dan justru di masyarakat inilah peran-peran seorang akhwat yang notabene mempunyai ilmu dan kafaah yang lebih, sangat dibutuhkan. Bahkan menurut saya, dakwah di masyarakat inilah dakwah yang sebenarnya, tentu saja, tanpa menafikkan dakwah di ranah-ranah yang lain. Dan untuk terjun ke masyarakat, diperlukan akhwat-akhwat yang tidak eksklusif, yang mau meninggalkan rasa kenyamanannya dan menanggalkan rasa ketidaknyamanannya, yang dia mau berbaur dengan masyarakat sehingga bisa diterima masyarakat sebagaimana adanya dia, yang mampu mewarnai masyarakat, tanpa harus meninggalkan celupan warna yang telah disandang dan diyakininya.
Untuk itu, banyak hal yang perlu dipersiapkan dan harus mulai berbenah dari sekarang. Mengutip perkataan salah seorang temen saya, ada kalanya, kita harus keluar dari zona nyaman kita. Karena disanalah akan kita temui tantangan, gesekan ataupun benturan, yang itu justru akan semakin mengasah kemampuan diri kita, memunculkan potensi diri yang terpendam dan membuat kita bisa lebih berkembang.
Wow, dahsyat kan ?!
Jadi, tak ada pilihan lain, bahwa kita harus belajar untuk keluar dari zona nyaman kita, dan mulai bertebaran di muka bumi.
Wallahu a'lam

Afwan kalo terlalu panjang dan nggak nyambung dengan apa yang ditanyakan.
Ditujukan untuk diri saya sendiri, yang juga tengah belajar untuk bersosialisasi dan bermasyarakat. Bismillahi Ar-Rahmaan Ar-Rahiim. Laa Haula wa Laa Quwwata ila Billahi

No comments: