Mimpiku ...

Menjadi apa adanya diriku ... Memberi yang terbaik dan terindah Tuk mereka yang tercinta

Monday, October 13, 2008

Persepsi

"Koko sekarang jadi sulit diatur", begitu statement yang sering dilayangkan orang rumah. Pernyataan itu pula yang akhirnya kulontarkan setelah membersamainya selama 5 hari. Habisnya, kadang emang bikin gregetan. Dah gitu sekarang jadi lebih sensi, mudah tersinggung dan ngambek. Harus ekstra sabar ngadepinnya. Sampe-sampe kadang jadi common enemy (hehe, istilahku aja sih), soale mulai dari cimbah, mimi, ci om, sampe An-Yii bareng-bareng nginterogasi dia. Kasihan juga sih, cuma ya kadang njengkelin juga.
Mungkin faktor adanya adik baru juga berpengaruh. Ya iyalah, jelas itu. Gimana engga, dulunya semua-mua ke dia, sekarang dah ada ade', otomatis ya dibagi ma ade'. Makanya dia sering buat manuver-manuver yang aneh-aneh untuk dapetin perhatian yang selama ini jadi miliknya. Hff, anak segitu aja dah ngerti jealous ya ...
Tapi tiba-tiba, ada satu lintasan yang mengusikku.
Sebenarnya, koko-nya yang jadi bandel, or kami-kami (orang-orang yang menyebut diri) "orang dewasa" ini yang telah berubah sikap tanpa disadari ???
Seperti saat kita naik kereta dan melihat ke luar jendela, seolah-olah pohon-pohon itu yang bergerak terhadap kita, padahal sebenarnya kita yang bergerak.
Jadi inget kisah temenku tentang Andy F Noya. Dulu sewaktu belum sukses, Andy berlangganan gado-gado di suatu tempat di bilangan jakarta Selatan. Menurutnya, gado-gado itu adalah yang terlezat yang pernah dirasakannya. Setelah sukses, dia jarang berkunjung ke rumah makan itu. Hingga suatu ketika muncul keinginan untuk bernostalgia merasakan kembali nikmatnya gado-gado favoritnya. Setelah merasakan kembali gado-gadonya, dia sedikit kecewa, karena rasa gado-gado tersebut tak lagi selezat dulu.
Dia jadi berpikir, sebenarnya rasa gado-gadonya yang sudah berubah, atau lidah dan seleranya yang berubah ???
Mungkin rasa gado-gadonya tetap sama, tapi karena ia telah merasakan aneka makanan yang lezat-lezat, hingga gado-gado itupun terasa biasa baginya.
Hmmm, aku jadi berpikir, mungkin seperti itu ya.
Bisa jadi Koko-nya masih bersikap sama saja seperti dulu, tapi reaksi kami-kami aja yang berubah. Dulu sebelum ada ade', mungkin pemakluman kami lebih besar terhadap setiap tingkah polahnya. Tapi setelah ada ade', secara tidak sadar kami mempersempit pemakluman dan menerapkan standar ala orang dewasa bagi si kakak. Akibatnya ya anak segitu dah dituntut untuk ngerti bahwa dia dah jadi kakak, harus ngalah ma ade', dsb. Begitulah yang ada di benak orang dewasa ini. Dan ketika si kakak ternyata tidak bisa atau belum bisa memenuhi standar yang ditetapkan tersebut, muncullah statement-statement negatif terhadap si kakak. Yang susah diaturlah, bandellah, dsb, dsb.
Kalo dipikir kan jadi aneh. Apa ga kebalik yah ???
Orang dewasa yang harus ngertiin anak-anak or anak-anak yang kudu ngertiin orang dewasa ?
Begitulah ... Kadang justru kita sendiri yang tidak menyadari perubahan pada diri kita dan malah menganggap orang lain dan hal-hal di luar diri kita yang berubah.
Wallahu a'lam



:ko2, dengan sepenuh cinta
Maaf ya Ko, hiks T_T

No comments: