Mimpiku ...

Menjadi apa adanya diriku ... Memberi yang terbaik dan terindah Tuk mereka yang tercinta

Friday, January 19, 2007

Kehilangan


Pagi itu aku tengah harap-harap cemas menunggu kepulangan azzam, partner kerja sekaligus temanku beraktivitas. Pasalnya sejak dari kemarin sore dia belum pulang juga. Biasanya kalo dibawa mabit, jam 9 atau jam 10, sudah berada di asrama, tapi ini, sudah lewat jam 11, sosoknya belum juga nampak.
Hfff, memang benar kata orang. Menunggu adalah hal yang tidak mengenakkan. Terlebih menunggu untuk sesuatu yang tidak pasti seperti ini. Dapat dimaklumi bagaimana perasaan keluarga para penumpang Adam Air yang sampai sekarang belum mendapatkan kejelasan mengenai nasib keluarga mereka. Terkadang sebuah kepastian, meski itu menyakitkan adalah lebih baik dari pada terombang-ambing dalam ketidakpastian.
Dan akupun mulai menjadi tidak tenang. Tiap kali ada motor yang datang, kuharap itu adalah temanku yang membawa serta si Azzam. Eh ternyata bukan. Mulai deh muncul pikiran-pikiran buruk. Jangan-jangan, kecelakaan. Atau jangan-jangan ... hilang !!!
Oh Tidaaaaakkk!!! apa yang akan kukatakan kepada orang tuaku nanti ?! (halah sinetron banget).
Segera kutepis segala pikiran negatif itu dan kutenangkan diriku.
Tak berapa lama kemudian, muncullah temenku dengan roman muka yang begitu tampak lesu. Kusambut hadirnya dengan senyum kelegaan. Saat melihatku, ia berkata "Ada yang ingin kuceritakan padamu".
"Ono opo je ?", tanyaku dengan perasaan tidak enak yang muncul kembali. Jangan-jangan ...
"Apakah kamu ada firasat buruk hari ini ?", dia kembali bertanya.
Doeng..., nah kan bener. Pasti ada sesuatu yang terjadi nih.
"Nggak tuh", kataku sambil menata hati untuk menerima kemungkinan yang terburuk, Hiks ... T_T.
Akhirnya dia bercerita mengenai musibah yang tengah menimpa dirinya. Ada orang tega yang mengambil barang-barang nya, termasuk... kunci plus aktanya si Azzam ! Innalillahi ...
Ada duka yang menyembul di wajahnya. Jadi ga tega melihatnya.
"Sudahlah, kamu istirahat dulu sana, biar tenang pikirannya". Aku mencoba memberi saran. Habis bingung juga mo bilang apa. Paling bingung nih kalo ngadepin situasi seperti ini. Mo bilang "Sabar, ya ...", ah rasanya klise banget gitu. bilang sih mudah, tapi prakteknya sangat sulit. Kata Rasulullah, Sabar itu pada benturan yang pertama. Dan itu, beratnya luarrr biasa !

Kaget juga sih ndenger penuturannya. Tapi ada kelegaan yang menyusup. Alhamdulillah, temenku nggak apa-apa. Alhamdulillah hanya akta dan kuncinya yang hilang, bukan Azzamnya.

Tiap kali terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan seperti ini, selalu membuatku berpikir dan introspeksi diri. Adakah sesuatu yang salah telah kuperbuat ???
Jadi teringat, dulu pernah mendapat taushiyah, bahwa musibah itu bisa berarti ujian, peringatan atau hukuman.
Ujian adalah untuk menguji sejauh mana kadar keimanan seorang hamba kepada Allah beserta qadha' dan qadarNya. Dan menguji seberapa jauh kesabaran yang dimiliki oleh seorang hamba. Peringatan adalah sebagai bentuk teguran dari Allah atas kesalahan atau kekhilafan yang diperbuat hambaNya, dengan harapan agar hamba tersebut bisa menyadari kekhilafannya dan mau memperbaiki kesalahannya. Hukuman adalah bagian dari ketetapanNya atas kesalahan yang dilakukan oleh hambaNya. Hampir sama dengan peringatan, tapi kalo hukuman terasa lebih keras dari sekedar peringatan.

Bagaimana menyikapinya, tergantung masing-masing orang. Yang jelas, ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh Allah, lewat musibah tersebut. Tinggal bagaimana kita mampu dan mau menyibak tabir hikmah dibalik setiap musibah.

:seorang teman
Allah menyayangimu, sist

No comments: