Mimpiku ...

Menjadi apa adanya diriku ... Memberi yang terbaik dan terindah Tuk mereka yang tercinta

Wednesday, November 03, 2004

Pulang Malam

Pulang malam ? entah sudah berapa kali mengalami hal ini. Baik itu karena acara yang memang selesai setelah senja menyapa, atau karena hal yang tak terduga hingga membuat kemalaman.
Ada kekhawatiran saat pulang malam, namun ada sebuah tantangan tersendiri, yang ketika berhasil melewatinya, ada rasa puas, dan menjadi pengalaman yang cukup seru untuk diceritakan.
Selama ini Alhamdulillah tidak pernah terjadi apa-apa. Tapi kalo dipikir, aku memang agak sedikit nekat orangnya. Ya kupikir sih, knapa mesthi takut? Bukankah Allah selalu bersama kita, jadi ya ga masalah kalo pulang malam. Begitu pendapatku. Tapi beberapa waktu lalu, sempat ditegur oleh seorang saudara. Sebuah SMS yang bagiku adalah bentuk perhatian dan kasih sayang. Isinya antara lain “ Jangan pulang malam sendirian (ingat peristiwa santri Aa’ Gym), kalo perlu nanti kujemput, pokoke Jangan Pulang Sendirian !!!” Yah cukup mengena juga. Aku jadi tersadar, bahwa bagaimanapun ga ahsan pulang malam sendirian, apalagi bagi seorang akhwat.
Mungkin selama ini ga terjadi apa-apa, tapi kita kan ga tahu apa yang terjadi nanti. Allah memang selalu bersama kita, dan kita juga harus menyerahkan semuanya pada Allah, tapi kita kan juga harus berusaha menjaga diri dahulu. Antara lain dengan tidak pulang malam. Itu baru namanya tawakal. Begitu waktu itu aku menasehati diriku sendiri.
Sejak itu aku bertekad untuk sebisa mungkin menghindari pulang malam, kecuali kalo ada hal yang tak terduga. Bukan masalah takut, tapi lebih kepada menjaga diri (soale aku ga mau disebut penakut, hehe)
Tapi kemarin sore, lagi-lagi pulang malam. Hfff, yah ini tetap di luar skenario. Jadinya harus merepotkan saudara yang lain. Alhamdulillah punya saudara yang begitu baiknya (semoga Allah membalas dengan balasan yang lebih baik dan lebik besar, ukh. Amin).
Jadi terpikir untuk meminta fasilitas yang memudahkan transportasi. Tapi …, hanya sekedar lintasan saja, karena aku cukup tahu diri untuk itu. Selama ini tlah banyak menyusahkan, selalu meminta dan meminta, padahal apalah yang telah kuberikan ? Rasanya tidak ada. Bila lintasan itu terungkapkan, hanya kan menambah rasa bersalahku saja. Yah, bagiku kuserahkan pada Allah saja, ketika Allah menilai bahwa fasilitas itu memang kubutuhkan, maka Allah pasti akan memberi. Jika sekarang aku belum diberi, itu artinya aku memang belum begitu membutuhkannya. Begitu.
Sebenarnya gimana sih kalo ada akhwat pulang malam tuh? Ada yang bilang diragukan keakhwatannya . Apa benar ???
Lalu bagaimana jika pulang malam itu untuk hal-hal yang urgent ?
Mmm, masih belum tahu jawabannya.
Ya sebenarnya sih ada banyak cara untuk menghindari pulang malam. Antara lain, pembagian waktu yang cermat, sebisa mungkin acara di jadwalkan siang hari, dengan diatur sedemikian rupa hingga pulangnya tidak kemalaman. Kalo semuanya sibuk dan tak ada waktu siang hari, ya bisalah acara dilakukan malam hari, tapi acara disetting sebagai acara mabit, jadi nanti ga ada yang malam2 pulangnya. Selain itu perlu juga saling mengingatkan, sebagai salah satu bentuk penjagaan, gitu. Akhwat kan aset yang sangat berharga, :).

Ada yang mengganjal ketika seorang saudara bergumam “antara militansi dan keakhwatan”.
Yah, tepat sama seperti yang kupikirkan. Aku tahu apa yang dimaksud, tapi aku juga tak bisa berkomentar apa-apa, karena memang tak tahu jawabnya.
Wallahu a’lam

No comments: