Mimpiku ...

Menjadi apa adanya diriku ... Memberi yang terbaik dan terindah Tuk mereka yang tercinta

Monday, January 12, 2009

Menyikapi Kesalahan

Setiap manusia
Di dunia
Pasti punya kesalahan
Tapi hanya yang pemberani
Yang mau mengakui

Begitu sepenggal lirik lagu Sherina yang terkenal beberapa tahun lalu.

Memang, untuk mengakui kesalahan, dibutuhkan keberanian. Tak banyak yang bersedia dengan sukarela untuk menyatakan diri bersalah.
Karena pernyataan bersalah itu, akan memunculkan konsekuensi yang tak ringan. Mulai dari hilangnya kepercayaan, buruknya citra yang terbangun, umpatan dan cacian hingga ke sanksi-sanksi sosial lainnya.
Kebanyakan lebih memilih menghindar dan mencari jalan aman agar terlepas dari konsekuensi yang harus di tanggung. Tak jarang justru melimpahkan kesalahan kepala orang lain demi menyelamatkan diri sendiri. Sebuah sikap yang menurut saya sungguh sangat tidak bijaksana.

Dalam sebuah tim kerja, munculnya suatu masalah bukanlah kemustahilan bahkan sangat bisa jadi sekali, mengingat dalam satu tim tersebut berkumpullah orang-orang dengan karakter dan latar belakang yang berlainan. Tapi apapun masalahnya, (masih) menurut saya, bukanlah langkah yang bijak untuk mencari siapa yang salah.
Toh, dengan tahu siapa yang salah, tidak kemudian menyelesaikan permasalahan yang ada.
Kalaupun memang bukan kita yang bersalah, tak perlulah kemudian kita menunjuk orang lain sebagai biang kesalahan meski apa yang kita katakan adalah benar. Kita cukup ikut berpikir dan berusaha mencari jalan keluar alias pemecahan dari permasalahan yang dihadapi. Itu baru langkah yang bijak.

Sebuah pernyataan
maaf, saya yang salah”,
bagi saya adalah pernyataan yang luar biasa dan hanya bisa diucapkan oleh orang yang luar biasa pula.
Disana terkandung sebuah keberanian untuk mengakui kesalahan, juga tersisip sikap bertanggung jawab dan siap menanggung segala konsekuensi terhadap kesalahan yang telah dibuatnya.
Sayangnya, sikap seperti ini belum banyak ditemui. Yang ada justru sikap saling menyalahkan dan mencari pembenaran masing-masing.

Berat memang untuk mengaku bersalah, mengingat besarnya konsekuensi dari pernyataan tersebut. Tapi kalo dipikir-pikir, berbagai konsekuensi yang harus ditanggung tersebut, tidaklah seberapa dibandingkan dengan beban moral dan rasa bersalah yang kan selalu menghantui saat kita lari dan menghindar dari kesalahan yang kita perbuat..

Wallahu a’lam

No comments: